Sejarah Desa

Lurah Beji 30 April 2014 17:20:39 WIB

Alam mempunyai kekuatan tersendiri dimana manusia belum tentu dapat mengerti dan mengartikan isi misteri didalamnya. Seperti halnya sebuah legenda yang terjadi disebuah wilayah yang kini dinamakan Desa Beji. Diliat dari bahasa sanskerta arti dari kata Beji adalah tuk atau sumber air. Konon ceritanya ditahun sebelum masehi diera manusia Purba, diwilayah Ngawen ada sebuah tuk atau sumber air yang sangat amat besar yang membuat rasa takut dan mengkhawatirkan penghuni di wilayah tersebut. Menurut para sesepuh bahwa zaman itu di Beji dipimpin oleh Wali, Sang pemimpin telah mendapat bisikan Gaib bahwa tuk atau sumber air tersebut harus ditutup dalam satu malam harus selesai, karena apabila sumber air itu dibiarkan maka wilayah Ngawen akan menjadi danau. Tanpa berfikir panjang dan dengan kekuatan yang tak dapat dilogika manusia pada era sekarang Pe segera mengambil keputusan un menutup dengan batu. Wali segera mengajak Istrinya pergi mengambil batu ke Gunung Merapi .

Pada akhirnya wali dan istrinyapun berhasil menggendong dan memikul untuk dibawa batu ke Ngawen. Namun ditengah perjalanan mereka dikagetkan ketika mendengar dengungan gemuruhnya bebunyian tung kluk tung kluk di tengah pemukiman Penduduk. Setelah diperhatikan, ternyata suara tersebut adalah suara orang menumbuk padi yang artinya fajar telah menyingsing. Mendengar suara tersebut wali dan istrinyapun gagal meneruskan perjalan lagi, karena dianggap sudah melanggar batas waktu yang di tentukan. Sehingga batu diletakan sembari berkata" Nyi kalau zaman sudah makmur, tempat ini kita tandai batu gendong dan batu sepikul Kemudian Dusun ini aku beri nama Tungkluk seperti suara yang kita dengarini“ (Red*) Melihat kegagalan ini wali segera ke tempat sumber air tersebut, ditempat itu wali segera mengambil alternatif lain untuk menghalau derasnya sumber air harus ada suatau kekuatan kebersamaan laki-laki dan perempuan. Akhirnya ditutup bersama-sama secara gotong royong dengan kayu dan dandang yang Lubangnya dututupi ijuk (Red* makna :Kayu gambaran orang Laki-laki dan dandang yang lubangnya ditutup ijuk adalah gambaran orang perempuan) sampai saat ini masih dapat dilihat disebuah sendang Ngawen terletak di perbatasan antara Beji dan Kampung yang tiap tahun masih tetapdiperingati makna kebersamaan tersebut.

Usaha wali dan pendudukpun behasil, tuk tersebut dapat dihentikan walau tidak maksimal. Usainya menutup sumber tersebut para wali berkata dengan ditutupnya sumber air ini maka nanti akan muncul sumber-sumber air kecil yang bertebaran. Dan benar saat itu juga muncul mata air di sebelah selatan tepatnya di Dusun Beji. tak lama juga muncul di Daguran kemudian banyak mata air yang bermunculan, yang pada akhirnya untuk mengingat bahwa Dusun Beji adalah pertama kali munculnya sumber air, maka wilayah ini dinamakan Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul.

 

Berikut ini adalah nama-nama pemimpin Desa Beji sejak tahun...

NO NAMA TAHUN